Thursday, September 27, 2012

Manasik Haji ala Milli Gorus

Bismillah...

Alhamdulillahirobbil 'alamin...akhirnya kami menjatuhkan pilihan untuk berangkat ke tanah suci bersama rombongan Turki. Bukan tanpa alasan kami memilih Milli Gorus ini...dan tentunya berharap, bahwa Allah meridloi perjalanan suci ini. Setelah kami melengkapi seluruh persyaratan administrasi dan keuangan, kami diundang untuk menghadiri seminarie (semacam manasik haji) bersama calon jamaah haji yang lain.

15 September 2012

Alhamdulillah, hari itu, jam 2 kurang seperempat, kami sudah berada di kantor Milli Gorus. Sesampainya di pintu gedung bercat biru itu, tak tampak keramaian. Entahlah...apakah belum pada datang? atau acara sudah dimulai? Kulirik jam di HP, ya..sudah masuk waktu Dhuhur. Akhirnya aku dan suami pun "berpisah" menuju tempat sholat. Ooo... ternyata mereka sudah memenuhi mushola yang berada di lantai satu gedung ini. Tak seorang pun yang kukenal, tapi tak ragu kami saling melempar senyum. Sholat pun dimulai...

Seusai sholat, kami semua berbondong-bondong menuju ruangan di lantai dasar yang telah dipersiapkan untuk acara "manasik" hari ini. Setidaknya telah berkumpul 200-an orang, yang sebagian besarnya adalah laki-laki. Kira-kira muslimahnya hanya 50-an orang saja. Aku memilih duduk di baris ketiga.

Tak lama kemudian, salah seorang penyelenggara mulai "bersuara". Ya Allah...bahasa apa ini? tak satu pun kata yang keluar dari bapak itu kumengerti. Jidatku pun mulai berkerut-kerut rasanya, menebak-nebak isi pembicaraan itu. Kucoba bicara pada sebelahku, gagal. Saudari yang berjilbab hitam itu hanya bisa berbicara dalam bahasa Turki. Alhamdulillah...pertolongan Allah datang. Saudari muslimah yang duduk di depanku menoleh dan menyapaku dalam bahasa Belanda. Dia menjelaskan apa yang disampaikan si bapak, bahwa seminarie ini akan disampaikan dalam bahasa Turki dan diterjemahkan dalam bahasa Arab. Bahasa belanda?? seingatku, mereka dulu pernah berjanji akan memperhatikan kami, yang tidak bisa berbahasa Turki, dengan menyediakan penerjemah bahasa belanda. Hmm...mungkin karena jumlah kami sedikit, jadi mereka tidak terlalu memperhatikan. Saudari yg duduk di dedapnku, yang belakangan kuketahui bahwa namanya adalah Zahra, menawarkan bantuannya. Dia bersedia menerjemahkan apa yg disampaikan panitia. Alhamdulillah... Solved! Tapi, tak lama kemudian...ada saudari yang lain, yang duduk sekitar 3 kursi dariku berkata, sebaiknya aku pindah ke depan. Biasanya akan diterjemahkan dalam bahasa belanda koq. Sebenernya aku agak ragu dengan apa yang disampaikannya, tapi kemudian dia membantuku mencari tempat duduk di deretan pertama (bersama mereka-mereka yang paham bahasa Arab). Sudah beberapa kalimat yang kudengar, tapi tak ada satu pun yang disampaikan dalam bahasa belanda. Yaah...keraguanku ternyata benar. Seandainya, aku duduk di belakang, pasti sister yang baik hati itu sudah menjelaskan isinya. Aku pun bertanya pada sebelahku, alhamdulillah ibu-ibu ini bisa sedikit berbahasa belanda. Dia menyebutkan bahwa sebentar lagi kami akan diabsen terlebih dahulu, baru kemudian pengarahan tentang haji akan disampaikan.

Nama-nama kami disebutkan satu persatu. dan setelah si bapak itu memanggil nama suamiku, dia menyebutkan namaku juga. Aku pun mengangkat tangan. Sekitar 200-an nama disebutkan... nama-nama asing, yang sebagian besar identik dengan nama-nama Turki.

Setelah sesi "absen", dimulailah pengarahan tentang ibadah haji. Kali ini waktu terasa begitu cepat dan aku sama sekali NOL, tidak mengerti. hanya beberapa hal saja yang bisa kucatat, selebihnya...entahlah. Sekali lagi pertolongan Allah datang, orang yang duduk di belakangku "menjawil" bahuku. Dia bilang bahwa akan membantu untuk menerjemahkan dalam bahasa belanda. Alhamdulillah... Setelah beberapa kali kami saling berbincang, ternyata ada ibu-ibu yang merasa terganggu. Akhirnya, aku memilih diam dan sesekali bertanya pada saudari yg duduk di belakangku, Gulay namanya.

Aku merasa banyak lost informasi, akhirnya di salah satu daftar pertanyaan yang kubuat untuk panitia, kusisispkan permohonan resume dari pengarahan ini dibuat dalam bahasa Belanda. Semoga mereka bisa memenuhi permintaanku... (meski permintaanku blm terpenuhi, alhamdulillah suami mendapat informasi yg cukup lengkap dari temen duduknya...:))

Pada acara ini, kami dijelaskan tentang persiapan haji, perlengkapan haji, apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan selama di Mekah dan Madinah, serta dijelaskan pula tatacara ibadah haji, termasuk diperagakan tatacara memakai baju ihram untuk laki-laki. Kemudian mereka menyebutkan pula, apa saja perlengkapan yang akan kami terima.

Perlengkapan haji yang diterima olrh setiap calon jama'ah haji adalah : air zam-zam @ 20 lt (10 liter diberikan hari ini dan sisanya diberikan sepulang haji), kain ihram (laki-laki), jilbab 2 lembar (perempuan), rompi "Milli Gorus" (laki-laki), tas dokumen, tas kecil, tas sandal, tas tangan ukuran besar, sikat gigi dan pasta gigi, kartu telepon Arab Saudi, sajadah tipis dan aneka buku-buku (yang sayangnya semuanya berbahasa Turki...kaga' ngerti dah:'( ). Alhamdulillah, 'ala kulli hal...banyak bener oleh-olehnya.

Seusai penjelasan, kami diminta untuk menuliskan nama-nama yang akan menjadi teman sekamar di hotel nanti. Wah...aku pun melayangkan pandangan. Kuberanikan bertanya, tapi ada yang bilang hanya mengerti bahasa Turki. Wah... aku harus mencari orang yang bisa berbahasa belanda agar bisa membantuku di sana nanti. Akun pun masih tolah-toleh, di saat yang lainnya sudah menuliskan nama-nama di kertas-kertas kecil yang disediakan. Hmm.. sepertinya mereka sudah pada saling mengenal. Aku pun bertanya pada Gulay, muslimah yang duduk di belakangku. kutanyakan padanya, apakah dia kenal muslimah yang berbahasa Belanda? saya ingin sekamar dengannya. Alhamdulillah...dia langsung menawarkan agar aku bergabung bersamanya. Meski dia orang Turki, Gulay tinggal di Genk. Salah satu kota di timur belgia yang berbahasa Belanda, sebuah kota dimana setahun lamanya aku menemani suamiku menuntut ilmu. Alhamdulillah, kami sekamar ber-enam. Semoga nanti kami kompak dan saling membantu. Aku pun mengucap banyak terima kasih padanya.

Acara seminari kali ini pun disudahi dengan do'a, dan sekali lagi kami diabsen untuk menerima paket perlengkapan haji-nya.

Alhamdulillah...banyak pertolongan Allah yang kurasakan. Semoga Allah terus memberikan pertolongan-Nya sampai pelaksanaannya nanti...aamiin...

ini dia oleh-oleh dari "seminarie" kali ini...Alhamdulillah...

Persiapan Naik Haji (2)



lanjutan...

4. Persiapan ilmu
Haji adalah salah satu rangkaian ibadah, tentu terikat dengan syarat dan rukunnya. Untuk itu, perlu diketahui ilmunya dengan baik. Di tengah keterbatasan buku-buku tentang haji/umroh yang berbahasa Indonesia, browsing merupakan salah satu solusinya. Tentu selain tanya sana-sini, barangkali ada teman di Belgia yang punya buku-buku tersebut. Saya sendiri pun sempat membawa beberapa dari Indonesia saat pulang tahun lalu dan juga dikirimin beberapa buku oleh ummi.Jazakillah ummiku sayang....

 aneka buku panduan ibadah haji kiriman dari Ummi tersayang

Di bawah ini beberapa link yang bisa dilihat :
a. Video manasik haji :
- panduan haji Depag : http://www.youtube.com/watch?v=IlfjBY9sC98
- http://audiohaji.com/Manasik_Haji/
b. tausyiah tentang ibadah haji :
- tausyiah Buya Hamka ttg haji : http://www.youtube.com/watch?v=WCaKyRg4W2Q&feature=related
c. Informasi tentang pelaksanaan ibadah haji :
- http://www.pks-arabsaudi.org/pip/files/Panduan%20haji.pdf
- http://www.pks-arabsaudi.org/pip/files/Skema%20ibadah%20haji.pdf
- http://abusyafwan.blogspot.be/2008/12/rute-perjalanan-haji.html
- http://selak.blogspot.be/2010/02/rahasia-di-balik-perjalanan-haji.html
- http://www.manasikhajiumrah.com/
d. Mengikuti manasik haji
Di ketiga poin sebelumnya, kita dituntut untuk belajar mandiri.  Baru di poin yang keempat inilah, kita belajar "berjamaah". Bersyukur sekali biro perjalanan haji yang kami ikuti, Milli Gorus, mengadakan pula manasik haji (meski hanya satu kali saja). Insya Allah cerita tentang manasik haji ini akan saya tuliskan tersendiri

5. Persiapan informasi
Begitu memutuskan untuk berangkat haji dari Belgia, sebaiknya kita segera cari tahu beberapa informasi yang dibutuhkan. informasi tersebut di antaranya mencakup :

a. Biro haji yang ada di belgia
Di Belgia terdapat beberapa biro perjalanan haji, sayangnya belum ada biro perjalanan haji yang dikelola oleh orang Indonesia. Di anataranya adalah :
Milli Gorrus IGMG Belgica (Alamat : Kesselsstraat/Rue de kessels 28-30, 1030 Brussel, Telepon : +3222198079)
Desti International NV, Lic. (Alamat : A5426, Liedtsplein, 14, 1030 Brussel, Telepon: +322245337) 
-  Rombongan masjid...di Gent-Brugge (Imam Refat Abdelmetteb 0486334643 atau 092312669)
-  Koperasi Haji Jedah --> sudah dua tahun belakangan KPMI (Keluarga Pengajian Muslimin Indonesia di Belgia) bekerja sama dengan koperasi Sejahtera Jedah. Seperti tahun ini, sekitar bulan Juli, KPMI mengedarkan informasi tersebut.
-  dan masih banyak lagi (sementara baru itu yang saya informasikan karena baru biro-biro tersebut yang pernah diikuti oleh teman-teman Indo)
Beberapa hal yang perlu dicari informasinya terkait biro hajia adalah ; nama biro, lokasi (alamat fiktif/teridentifikasi), program yang ditawarkan, fasilitas yang disediakan, biaya dan jangka waktu. Idealnya setahun sebelum rencana keberangkatan, segera kumpulkan informasi (bisa googling dan tanya teman). kemudian bandingkan (perhatikan plus-minusnya dan sesuaikan dengan kondisi kita). Kondisi "khusus" kita misalnya, lama waktu yang kita punya, tabungan yang ada, dan sebagainya. lalu putuskan pilihan kita (lebih utama jika kita komunikasikan juga pada Dzat Yang Maha Berkehendak).
b. Pengalaman orang Indonesia yang berangkat haji dari Belgia
Seperti kata pepatah, "Pengalaman adalah guru yang terbaik". Dan sebaiknya kita pun menjadikan pengalaman teman-teman yang sudah haji sebagai salah satu rujukan. Bersyukur sekali, di Belgia ini pada awal tahun 2012 terselenggara sebuah sharing online tentang pengalaman haji (berikut ringkasannya : http://muslimahbelinda.blogspot.be/2012_01_01_archive.html). Selain itu dengan bersilaturrahmi pada mereka yang sudah berangkat haji, juga bisa dilakukan. Insya Allah sharing pengalaman ini akan sangat bermanfaat.

c. Teknis pendaftaran haji
Satu hal yang cukup penting juga adalah mengetahui teknis pendaftaran haji di Belgia. Dengan mengetahui taknis atau prosedurnya, kita bisa take action dan tidak terlambat...kapan mengontak biro hajinya? kapan harus menyediakan biaya hajinya? karena, meski berangkat haji dari Belgia ini relatif mudah (baca:tidak perlu mengantri/waiting list selama bertahun-tahun, seperti di negeri kita tercinta), kita perlu "datang" ontime. Hmm..sebetulnya, ini juga berdasarkan pengalaman kami. Kemarin kami sempat "nyaris" ditolak oleh Milli Gorus karena sudah agak terlambat (saya mendaftar pada awal Juni). Alhamdulillah, akhirnya mereka memberi kesempatan..Semoga Allah terus memberi kemudahan kepada kami (dan juga pada jutaan calon jamaah haji yang lain) hingga hari -H- dan pelaksanaannya nanti...aamiin. Jadi, dari saran pengurus Milli Gorus, selambat-lambatnya 6-7 bulan sebelum bulan haji kita sudah mendaftar.

Demikian sekilas catatan awal saya tentang persiapan haji...semoga bermanfaat...

Wassalam

Persiapan Naik Haji (1)



Assalamu'alaykum semuanya,

Pada tulisan-tulisan saya sebelumnya, kebanyakan "menyentuh" ranah ruhiyah (persiapan ruhiyah). Padahal, persiapan untuk berangkat haji ini mencakup semua hal, yaitu ruhiyah,  maali, jasmani, ilmu dan informasi, mengingat bahwa haji adalah ibadah yang cukup komplit (jasmani-rohani-maali). Insya Allah, di tulisan ini dan berikutnya akan coba saya share pengalaman saya (dan juga teman) yang berangkat haji dari Eropa, khususnya Belgia.

1. Persiapan ruhiyah :
Persiapan ruhiyah ini mencakup segala persiapan yang bersifat rohani, karena HAJI adalah suatu ibadah yang diperintahkan oleh Allah. Bahkan dijadikan sebagai salah satu dari lima rukun Islam, artinya merupakan salah satu kewajiban bagi umat Islam (yang mampu).
Ketika kita meyakini bahwa HAJI adalah ibadah yang diperintahkan oleh Allah, maka tanamkanlah cita-cita atau NIAT dalam hati untuk pergi haji ke baitullah. Buat yang belum pernah punya niat untuk haji, ayooo...mulai sekarang diniatkan yaaa....
Lalu, niat itu, mari kita komunikasikan kepada Allah...sebaga Dzat Yang Maha Kuasa, tentunya kita juga mengupayakan dengan menjalankan ikhtiar yang bisa dijalani.
Selanjutnya kalau mungkin saatnya semakin dekat, berupayalah untuk meretas jalan menuju haji yang mabrur. Meluruskan niat...menunaikan ibadah haji untuk mengharap ridlo Allah SWT.

2. Persiapan maali
Haji adalah sebuah ibadah yang diwajibkan bagi mereka yang "mampu", di antara makna mampu ini adalah mampu secara finansial. Bagi kita yang berangkat dari Eropa, khususnya Belgia, biaya ONH tahun 2012 adalah sekitar 3500-4000 Euro.
Bagi saya yang ikut rombongan Milli Gorus (rombongan Turki), ONH th 2012 yang dikenakan tiap orang adalah 3.445 Euro (tahun lalu ONH-nya sebesar 3295 Euro). Biaya itu mencakup pengurusan visa, tiket pesawat, bus dari hotel ke Masjidil Haram, makan 3 kali sehari dan kesehatan. Biaya itu tentunya belum termasuk untuk jajan di luar, beli oleh-oleh, dan lain sebagainya. Jadi perlu disediakan pula dana cadangan.
Tidak sedikit kan biayanya? setidaknya, begitu menurut kami. Jadi, memang perlu kesungguhan dalam menabung. Lebih baik lagi jika memang setiap bulan ada dana yang memang dialokasikan khusus untuk tabungan haji, sehingga akan lebih bisa terukur dan terencana. 
Terkait dengan kemampuan finansial ini memang bisa dikatakan tidak mutlak, karena betapa banyak kisah orang yang "tidak berpunya" (dalam pandangan manusia) tetapi Allah yang "memampukannya". Atau sebaliknya, orang-orang yang sudah "mampu" secara finansial tetapi Allah belum mengundangnya.
Akan tetapi, sekali lagi itu adalah hal yang luar biasa atau di luar jangkauan akal kita. Yang bisa kita lakukan adalah hal-hal yang bisa terukur oleh kita atau sunnatullohnya (jika ingin punya uang banyak, harus banyak menabung), yaitu menabung (mengalokasikan sebagian gaji/pendapatan untuk tabungan haji). Dan itu pun insya Allah bisa dinilai sebagai bentuk kesungguhan kita untuk pergi haji. 

3. Persiapan jasmani
Ibadah haji ini cukup dikenal sebagai ibadah yang cukup mengandalkan kondisi fisik, mengingat ritual ibadahnya banyak butuh dukungan kondisi badan yang prima. Sehingga, banyak pula yang menganjurkan bahwa "pergilah haji saat muda/kondisi badan masih sehat". 

Beberapa persiapan yang bisa dikerjakan untuk melatih fisik yang prima sebelum berangkat :
- Berlatih jalan kaki
- Menjaga kondisi badan agar tetap prima
- Menyiapkan obat-obatan pribadi untuk dibawa ke sana (sebaiknya disiapkan juga copy resepnya)
- Konsultasi ke huisart/dokter pribadi : selain melakukan general check up, bisa diminta pula surat keterangan sehat apabila diperlukan (Milli Gorus tidak membutuhkan surat ini, mungkin di biro haji yg lain surat ini dibutuhkan). 
- Konsultasi ke huisart/ginekolog : khususnya bagi calon jama'ah haji putri, sebaiknya konsultasi juga terkait pengaturan jadwal haid. Sebagian ulama memperbolehkan untuk menunda haid untuk alasan ini. Dengan ditundanya masa haid, diharapkan kita bisa menjalani seluruh rangkaian ibadah haji/umrah (meski hanya thawaf yang melarang wanita haidh untuk melaksanakannya). Saya sendiri setelah berkonsultasi dengan dokter, diberi resep obat yaitu, Microgynon. Konsultasi ini sebaiknya + 2 bulan sebelum keberangkatan, agar obat sudah bekerja.
- Melakukan imunisasi Meningitis --> salah satu persyaratan pengurusan visa haji adalah "International certificate of vaccin"
Imunisasi ini diwajibkan bagi jama'ah haji/umrah (mulai usia 2 tahun) dan dilakukan selambat-lambatnya 10 hari sebelum berangkat. Suntik ini berlaku selama 3 tahun.
Untuk di Belgia, imunisasi dapat dilakukan di :
Inst.Tropische Genesekunde
Stiching van openbaar Nut

Kronenburgstraat 43/3

2000 ANTWERPEN

Tel. : 03/247.64.17

Jadwal buka : setiap hari Senin-Jum'at jam 14.00 - 16.00 CET (tanpa appointment)
Untuk biaya imunisasi, pengalaman saya kemarin (Agustus 2012) dikenakan biaya 57,66 Euro (sebagiannya diganti oleh asuransi).


bersambung...

Friday, September 14, 2012

Pergi Haji, antara Cita dan Cinta

Bagi setiap muslim, tentu menyadari betul bahwa pergi Haji adalah sebuah kewajiban yang masuk dalam Rukun Islam. Begitu pula dengan saya. Saya bahkan pernah bercita-cita, atau berharap tepatnya. Saya pernah berharap, semoga jika suatu saat Allah memberi kesempatan pada saya bisa ke luar negeri, kota Mekah adalah kota yang pertama saya injak. Demikian merinduuu... lebih-lebih saat mendengar cerita-cerita saudara yang berkesempatan menjadi tamu Allah.

Alhamdulillah, kemudian Allah mulai membukakan jalan untuk saya. Berawal dari sebuah pernikahan yang merupakan anugerah teridah yang Ia berikan. Bertemu dengan seorang lelaki sederhana tetapi memiliki cita-cita yang luar biasa. Saya ingat... kala itu masih di hari-hari pertama pernikahan, si-Mas (suami saya) menyampaikan life planning-nya. Masya Allah...suami yg visioner:-), beruntung sekali saya memilikinya. Si-Mas membuat planning atau target tahunan, sampai beberapa tahun ke depan. nah, ketika giliran saya yang ditodong, bersemu merahlah muka saya... maluu... atau tepatnya bingung. Apalagi, waktu itu saya juga masih berstatus MABA, Mahasiswa Baru (Baru tapi lama maksudnya, bingung kaan?). Ya, pokoknya target studi selesai dalam 2 tahun ini.

Dulu saya pernah memiliki filosofi hidup : biarkanlah hidup seperti air, mengalir... Jalani saja apa yg ada... Hmm, belakangan baru saya sadari bahwa pemahaman saya yang kurang tepat itu membuat saya jadi takut bercita-cita yang tinggi. Sekali lagi saya merasa bersyukur kepada Allah, yang telah mempertemukan saya dengan si-Mas.

Kembali ke planning-nya si-Mas. Satu hal yang membuat saya haru adalah di salah satu target itu tersebut dituliskan : "20... : going for Hajj with my wife". Dalam hati, tentuuu... aku ikut meng-Aamiin-kan...
Alhamdulillah, satu per satu planning itu terwujud, biidznillah. Tentu ada kisah-kisah seru, lucu, haru, senang, sedih yang mengiringi pencapaian target demi target. Saya hanya berdo'a semoga itu semua membawa keberkahan dan mendapat ridlo Allah.

Ternyata benar kata orang bijak, yang menyebutkan "Beranilah bercita-cita atau gantungkanlah cita-citamu setinggi langit". Maksudnya, hidup itu harus optimis, jangan takut ber"mimpi" karena mimpi sekarang adalah kenyataan hari esok. *menasehati diri sendiri*. Lalu, tuliskan cita-citamu dengan pena, lalu serahkan pena dan penghapusnya pada Allah". Maksudnya, hendaknya kita berikhtiar sungguh-sungguh untuk menggapai cita. Bahkan ada juga yg menyebutkan bahwa sebaiknya cita-cita itu ditulis (ditulis dalam arti sebenarnya). Agar bisa jadi pengingat dan setidaknya kertas itu akan menjadi saksi atas cita-cita kita yang mulia... Kemudian tawakkal dan berdo'a. Biarkan Allah memilihkan yang terbaik untuk kita, dan kita harus bisa menerima itu dengan lapang dada dan ikhlas. Kalaupun belum terkabul, mungkin Allah memilihkan sesuatu yg lebih baik untuk kita atau menundanya. *menasehati diri sendiri (lagi)*

Kembali tentang Haji, ketika NIAT sudah tertanam dalam hati, iringi dengan IKHTIAR lahir dan batin (banyaaak sekali bentuknya, insya Allah kita bisa saling berbagi di sini) dan kemudian berDO'A. Jangan mau kalah dengan si Emak (tokoh dalam film Emak ingin naik haji). Si Emak yang dalam "keterbatasannya" tetap gigih menabung dan terus berdo'a...Akhirnya, Allah mengabulkan impiannya, meski bukan dari tabungannya (uang), tp tabungan yg lain (amal kebaikannya). Allohu Akbar! *selalu mewek setiap nonton film iniii ...ingeet ummi...huhu:(* Oh ya, tentang "Do'a" ini, jangan hanya mengandalkan do'a sendiri, mintalah dido'akan jg oleh orang tua, kerabat, sahabat, teman, dan semuanya, karena kita tidak tahu do'a dari "mulut" siapa yg akan dikabulkan oleh Allah SWT.

Semoga kita semua yang belum menunaikan haji, Allah mudahkan...Allah masukkan dalam list tamu-Nya. Dan semoga bisa menjalankan ibadah haji dengan baik...lancar...mabrur. Dan semoga sepulang haji, lebih meningkat lagi keimanan dan ketaqwaannya. Aamiin yaa Robb (Mohon doanya ya semua pembaca yang baik hatii...)

Akhir kata, tetap saling mendo'an semoga cita mulia ini (dan juga cita-cita yg lain) dimudahkan oleh Allah dan mendapat ridlo-Nya...aamiin

Meretas Jalan Menuju Haji yang Mabrur

sumber foto:carahaji.com

(reposting dari tulisan sy sebelumnya :-))

Perintah menunaikan ibadah haji turun pada tahun ke-9 Hijrah.
Hal ini sesuai firman Allah dalam QS Ali Imron 96-97:  
“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. 
Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; 
Barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”

 Rasulullah bersabda, "Barang siapa berhaji di Baitullah, kemudian dia tidak berkata-kata kotor atau berbuat dosa, ia kembali dari haji seperti bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya."
(HR Bukhari dari Abu Hurairah)

Alhamdulillahi robbil 'alamin, kemarin malam aku berkesempatan mengikutiSharing Online tentang ibadah haji yang diselenggarakan oleh MULIA (muslimah Indonesia di Belgia). Bahkan aku sendiri yang termasuk di Tim MULIA, kali ini juga berperan sebagai moderator. Ini rasanya salah satu jalan untuk mengetahui informasi bagaimana menjalankan ibadah haji dari sini (Belgia).

Subhanallah, antusiasme beberapa ibu yang telah melaksanakan ibadah tahun lalu berbagi pengalaman menjadi point penting di acara ini. Mereka dengan senang hati membagikan pengalamannya, terkait cara pendaftaran, biaya ONH, persiapan, tips sampai pengalaman spiritual yang dialami. belasan ibu-ibu yang hadir di acara online ini pun tidak ragu mengajukan beberapa pertanyaan. Insya Allah untuk detail notulensi Sharing ini kita tunggu dari MULIA saja ya...hehe.

Aku dan suami yang memang sudah memiliki niat untuk melaksanakan ibadah haji, semakin mengencangkan niat, meluruskannya dan menyempurnakan ikhtiar. Dari banyak informasi yang kudapat pun semakin ada "bayangan" seandainya kami melaksanakan ibadah haji dari belgia. Jazakunalloh khoir ibu-ibu hajjah atas sharing dan motivasinya...insya Allah niat ini semakin kuat tertanam, semoga Allah memudahkan.

Dari pengajian yang berlangsung selama 2 jam ini, aku mendapat banyak pencerahan yang kucoba kugoreskan dalam sebuah catatan kecil yang berjudul "Meretas jalan menuju haji yang mabrur".


Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ
Artinya: “Haji yang mabrur tiada balasan baginya kecuali surga”. 
(HR. Bukhari dan Muslim)

Apa saja yang sebaiknya kita kerjakan agar haji mabrur tidak lagi menjadi sebatas angan?
  1. Niat --> Haji adalah salah satu kewajiban yang dibebankan bagi setiap muslim yang "mampu". Di sisi lain, haji juga merupakan panggilan Allah. Oleh karena itu, kita perlu bertanya pada diri kita, "Sudahkah kita berniat untuk menunaikan ibadah haji?". Kalau belum, mari kita tanamkan sekarang juga. Mari kita tumbuhkan niat itu di dalam hati sehingga niat ini nantinya yang akan menguatkan langkah dalam menyempurnakan ikhtiar. Kalau sudah, mari kita meluruskan niat lillahi ta’ala, bukan karena merindukan gelar atau dipanggil Bu haji atau Pak haji.
  2. Ikhtiar ruhiyah --> Secara ruhiyah, ibadah haji sangatlah bersifat spiritual. Lokasi, waktu dan tata cara ibadah yang dipilih khusus oleh Allah ini menjadikan ibadah ini sebagai sebuah ibadah yang tidak biasa. Oleh karena itu, kita perlu mempersiapkannya dengan bekal “taqwa”. Mari kita tingkatkan keimanan dan ketaqwaan yang kita punya. Ingatlah akan sebuah hadits, yang menyebutkan bahwa keimanan itu naik dengan amal sholeh dan turun dengan kemaksiatan. So, mari kita perbaiki kualitas dan kuantitas ibadah kita. Sholat kita, puasa kita, tilawah kita, dan sebagainya. Di sisi lain, kita juga hendaknya mulai mengurangi, meninggalkan atau menjauhi kemaksiatan.
  3. Ikhtiar lahiriyah --> Secara lahiriyah, banyak persiapan yang bisa kita kerjakan, yaitu dengan menjaga kesehatan fisik (menjaga makanan, pola hidup, kesehatan dan olah raga)  dan mencari informasi tentang ibadah haji (ilmu syar'i-nya/tata cara pelaksanaan ibadah haji dan informasi pendaftaran)
  4. Ikhtiar maaliyah --> Keuangan adalah salah satu hal yang perlu kita persiapkan agar kita dapat menunaikan ibadah haji, meski kita banyak juga mendengar kisah orang-orang yang "tidak mampu" di mata kita, tapi tetep mendapat "panggilan" dari Allah untuk berangkat haji. Namun sebagai bukti kesungguhan ikhtiar ini, ada baiknya kita sungguh-sungguh berusaha menabung/mempersiapkan keuangan untuk membayar ONH/Ongkos naik Haji. Misalnya, dengan membuka tabungan haji, mengalokasikan sebagian uang bulanan untuk dipersiapkan sebagai ONH, dan sebagainya.
  5. Melaksanakan kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan harta kekayaan, seperti zakat, nadzar, hutang, janji.
  6. Menunaikan janji-janji dan menyelesaikan urusan-urusan yang menjadi tanggung jawab kita, khususnya yang bersifat kewajiban kita pada sesama.
  7. Pembiasaan ibadah sehari-hari, sehingga ketika kita berada di tanah suci, kita akan dapat melaksanakan ibadah dengan optimal dan memanfaatkan setiap waktu dengan ibadah. Do'a-do'a yang dianjurkan untuk dibaca saat ibadah haji pun, hendaknya kita persiapkan dengan dipahai maknanya dan dihafal (tidak harus siiy, kan tetep bisa membawa bukunya :-)).
  8. Bertaubat kepada Allah, mohon maaf dan memaafkan sesama manusia.
  9. Berdo'a. Setelah menanamkan niat yang ikkhlas, menyempurnakan ikhtiar lahir-batin-maal, menunaikan segala kewajiban pada Allah dan sesama, tinggal meng-istiqomah-kan doa dan bertawakal.
  10. Bekal yang perlu melekat pada diri kita, khususnya saat kita sedang melaksanakan ibadah haji, adalah bekal taqwa, istighfar, menjaga lidah dan pandangan, dan menjaga kesehatan.
Insya Allah dengan melakukan itu semua, Allah akan memudahkan jalan kita untuk menjadi salah satu yang mendapat undangan-Nya ke Baitullah dan menjadikan haji kita haji yang mabrur.

Labbaik Allahumma Labbaik. 
Labbaika La syarika laka labbaik. 
Innal hamda wa nikmata laka wal-mulka laa syarii kalak.
Aku datang ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu.
Aku datang, dan Kau tidak memiliki tandingan, dan aku penuhi panggilan-Mu.
Segala pujii dan segala nikmat adalah milik-Mu dan juga segala kekuasaan adalah milik-Mu. Kau tidak memiliki tandingan

Monday, September 10, 2012

Salam ...



Assalamu'alaykum semuanya,

Aku meng-create blog ini untuk mengumpulkan catatan perjalanan haji. Jadi, isinya nanti seputar tata cara haji (dan umrah), persiapan juga pengalaman atau cerita hikmah. Semoga catatan ini nanti bermanfaat, khususnya bagi saudara/i yang akan menunaikan ibadah haji dari Eropa.

insya Allah kami berencana menunaikan haji tahun ini... mohon do'anya ya.
Semoga Allah menjadikan kami bagian dari tamu-tamu-Nya...
aamiin yaa Robb






Leuven, 10 Sept 2012