Bagi
setiap muslim, tentu menyadari betul bahwa pergi Haji adalah sebuah
kewajiban yang masuk dalam Rukun Islam. Begitu pula dengan saya. Saya
bahkan pernah bercita-cita, atau berharap tepatnya. Saya pernah
berharap, semoga jika suatu saat Allah memberi kesempatan pada saya bisa
ke luar negeri, kota Mekah adalah kota yang pertama saya injak.
Demikian merinduuu... lebih-lebih saat mendengar cerita-cerita saudara
yang berkesempatan menjadi tamu Allah.
Alhamdulillah, kemudian Allah mulai membukakan jalan untuk saya. Berawal dari sebuah pernikahan yang merupakan anugerah teridah yang Ia berikan. Bertemu dengan seorang lelaki sederhana tetapi memiliki cita-cita yang luar biasa. Saya ingat... kala itu masih di hari-hari pertama pernikahan, si-Mas (suami saya) menyampaikan life planning-nya. Masya Allah...suami yg visioner:-), beruntung sekali saya memilikinya. Si-Mas membuat planning atau target tahunan, sampai beberapa tahun ke depan. nah, ketika giliran saya yang ditodong, bersemu merahlah muka saya... maluu... atau tepatnya bingung. Apalagi, waktu itu saya juga masih berstatus MABA, Mahasiswa Baru (Baru tapi lama maksudnya, bingung kaan?). Ya, pokoknya target studi selesai dalam 2 tahun ini.
Dulu saya pernah memiliki filosofi hidup : biarkanlah hidup seperti air, mengalir... Jalani saja apa yg ada... Hmm, belakangan baru saya sadari bahwa pemahaman saya yang kurang tepat itu membuat saya jadi takut bercita-cita yang tinggi. Sekali lagi saya merasa bersyukur kepada Allah, yang telah mempertemukan saya dengan si-Mas.
Kembali ke planning-nya si-Mas. Satu hal yang membuat saya haru adalah di salah satu target itu tersebut dituliskan : "20... : going for Hajj with my wife". Dalam hati, tentuuu... aku ikut meng-Aamiin-kan...
Alhamdulillah, satu per satu planning itu terwujud, biidznillah. Tentu ada kisah-kisah seru, lucu, haru, senang, sedih yang mengiringi pencapaian target demi target. Saya hanya berdo'a semoga itu semua membawa keberkahan dan mendapat ridlo Allah.
Ternyata benar kata orang bijak, yang menyebutkan "Beranilah bercita-cita atau gantungkanlah cita-citamu setinggi langit". Maksudnya, hidup itu harus optimis, jangan takut ber"mimpi" karena mimpi sekarang adalah kenyataan hari esok. *menasehati diri sendiri*. Lalu, tuliskan cita-citamu dengan pena, lalu serahkan pena dan penghapusnya pada Allah". Maksudnya, hendaknya kita berikhtiar sungguh-sungguh untuk menggapai cita. Bahkan ada juga yg menyebutkan bahwa sebaiknya cita-cita itu ditulis (ditulis dalam arti sebenarnya). Agar bisa jadi pengingat dan setidaknya kertas itu akan menjadi saksi atas cita-cita kita yang mulia... Kemudian tawakkal dan berdo'a. Biarkan Allah memilihkan yang terbaik untuk kita, dan kita harus bisa menerima itu dengan lapang dada dan ikhlas. Kalaupun belum terkabul, mungkin Allah memilihkan sesuatu yg lebih baik untuk kita atau menundanya. *menasehati diri sendiri (lagi)*
Kembali tentang Haji, ketika NIAT sudah tertanam dalam hati, iringi dengan IKHTIAR lahir dan batin (banyaaak sekali bentuknya, insya Allah kita bisa saling berbagi di sini) dan kemudian berDO'A. Jangan mau kalah dengan si Emak (tokoh dalam film Emak ingin naik haji). Si Emak yang dalam "keterbatasannya" tetap gigih menabung dan terus berdo'a...Akhirnya, Allah mengabulkan impiannya, meski bukan dari tabungannya (uang), tp tabungan yg lain (amal kebaikannya). Allohu Akbar! *selalu mewek setiap nonton film iniii ...ingeet ummi...huhu:(* Oh ya, tentang "Do'a" ini, jangan hanya mengandalkan do'a sendiri, mintalah dido'akan jg oleh orang tua, kerabat, sahabat, teman, dan semuanya, karena kita tidak tahu do'a dari "mulut" siapa yg akan dikabulkan oleh Allah SWT.
Semoga kita semua yang belum menunaikan haji, Allah mudahkan...Allah masukkan dalam list tamu-Nya. Dan semoga bisa menjalankan ibadah haji dengan baik...lancar...mabrur. Dan semoga sepulang haji, lebih meningkat lagi keimanan dan ketaqwaannya. Aamiin yaa Robb (Mohon doanya ya semua pembaca yang baik hatii...)
Akhir kata, tetap saling mendo'an semoga cita mulia ini (dan juga cita-cita yg lain) dimudahkan oleh Allah dan mendapat ridlo-Nya...aamiin
Alhamdulillah, kemudian Allah mulai membukakan jalan untuk saya. Berawal dari sebuah pernikahan yang merupakan anugerah teridah yang Ia berikan. Bertemu dengan seorang lelaki sederhana tetapi memiliki cita-cita yang luar biasa. Saya ingat... kala itu masih di hari-hari pertama pernikahan, si-Mas (suami saya) menyampaikan life planning-nya. Masya Allah...suami yg visioner:-), beruntung sekali saya memilikinya. Si-Mas membuat planning atau target tahunan, sampai beberapa tahun ke depan. nah, ketika giliran saya yang ditodong, bersemu merahlah muka saya... maluu... atau tepatnya bingung. Apalagi, waktu itu saya juga masih berstatus MABA, Mahasiswa Baru (Baru tapi lama maksudnya, bingung kaan?). Ya, pokoknya target studi selesai dalam 2 tahun ini.
Dulu saya pernah memiliki filosofi hidup : biarkanlah hidup seperti air, mengalir... Jalani saja apa yg ada... Hmm, belakangan baru saya sadari bahwa pemahaman saya yang kurang tepat itu membuat saya jadi takut bercita-cita yang tinggi. Sekali lagi saya merasa bersyukur kepada Allah, yang telah mempertemukan saya dengan si-Mas.
Kembali ke planning-nya si-Mas. Satu hal yang membuat saya haru adalah di salah satu target itu tersebut dituliskan : "20... : going for Hajj with my wife". Dalam hati, tentuuu... aku ikut meng-Aamiin-kan...
Alhamdulillah, satu per satu planning itu terwujud, biidznillah. Tentu ada kisah-kisah seru, lucu, haru, senang, sedih yang mengiringi pencapaian target demi target. Saya hanya berdo'a semoga itu semua membawa keberkahan dan mendapat ridlo Allah.
Ternyata benar kata orang bijak, yang menyebutkan "Beranilah bercita-cita atau gantungkanlah cita-citamu setinggi langit". Maksudnya, hidup itu harus optimis, jangan takut ber"mimpi" karena mimpi sekarang adalah kenyataan hari esok. *menasehati diri sendiri*. Lalu, tuliskan cita-citamu dengan pena, lalu serahkan pena dan penghapusnya pada Allah". Maksudnya, hendaknya kita berikhtiar sungguh-sungguh untuk menggapai cita. Bahkan ada juga yg menyebutkan bahwa sebaiknya cita-cita itu ditulis (ditulis dalam arti sebenarnya). Agar bisa jadi pengingat dan setidaknya kertas itu akan menjadi saksi atas cita-cita kita yang mulia... Kemudian tawakkal dan berdo'a. Biarkan Allah memilihkan yang terbaik untuk kita, dan kita harus bisa menerima itu dengan lapang dada dan ikhlas. Kalaupun belum terkabul, mungkin Allah memilihkan sesuatu yg lebih baik untuk kita atau menundanya. *menasehati diri sendiri (lagi)*
Kembali tentang Haji, ketika NIAT sudah tertanam dalam hati, iringi dengan IKHTIAR lahir dan batin (banyaaak sekali bentuknya, insya Allah kita bisa saling berbagi di sini) dan kemudian berDO'A. Jangan mau kalah dengan si Emak (tokoh dalam film Emak ingin naik haji). Si Emak yang dalam "keterbatasannya" tetap gigih menabung dan terus berdo'a...Akhirnya, Allah mengabulkan impiannya, meski bukan dari tabungannya (uang), tp tabungan yg lain (amal kebaikannya). Allohu Akbar! *selalu mewek setiap nonton film iniii ...ingeet ummi...huhu:(* Oh ya, tentang "Do'a" ini, jangan hanya mengandalkan do'a sendiri, mintalah dido'akan jg oleh orang tua, kerabat, sahabat, teman, dan semuanya, karena kita tidak tahu do'a dari "mulut" siapa yg akan dikabulkan oleh Allah SWT.
Semoga kita semua yang belum menunaikan haji, Allah mudahkan...Allah masukkan dalam list tamu-Nya. Dan semoga bisa menjalankan ibadah haji dengan baik...lancar...mabrur. Dan semoga sepulang haji, lebih meningkat lagi keimanan dan ketaqwaannya. Aamiin yaa Robb (Mohon doanya ya semua pembaca yang baik hatii...)
Akhir kata, tetap saling mendo'an semoga cita mulia ini (dan juga cita-cita yg lain) dimudahkan oleh Allah dan mendapat ridlo-Nya...aamiin
No comments:
Post a Comment