Kepulangan...
Tak terasa, empat pekan berlalu begitu cepat, bagai mimpi panjang yang indaaaaah sekali. Kini saatnya kembali merajut mimpi-mimpi lain yang belum usai. Semoga suatu saat nanti kami berkesempatan diundang kembali ke Tanah Suci..aamiin
10 Nov 2012
Madinah-Istanbul
Kami keluar dari hotel sesaat sebelum waktu Isya, sambil membawa seluruh barang dan diletakkan di bus yang akan membawa kami ke bandara. Pimpinan rombongan kami pun berpesan agar segera setelah usai sholat, berdo'a sebentar lalu berkumpul di bus.
Usai sholat dan berdo'a, kami "setengah berlari" menuju bus. Alhamdulillah bus masih ada. Saat kami sudah duduk manis di dalam bus, petugas membagikan tiket pesawat. Oh ya, kami ini nantinya tidak perlu antri check in untuk bagasi, dsb, karena tas-tas koper kami sudah dikalungi label-label saat masih di hotel. Jadi tas-tas kami (dan juga air zam-zam) akan langsung ditaruh di pesawat, tanpa ditimbang (waah...ini kami baru tahu! Pantesan, orang-orang bawa oleh-oleh buanyaak. Kadang kopernya yang ukuran besar itu pun tak mampu "berdiri" lagi).
Sesampainya di bandara di Madinah (saya lupa namanya), kami antri untuk diperiksa dokumen dan tas kabin yang kita bawa. Ternyata...pemeriksaannya tidak seketat sebelum-sebelumnya. Botol yang berisi air minum pun "lolos" dari pemeriksaan...hehe Saat diperiksa dokumen pun, wah...ternyata mereka cinta sekali dengan Indonesia. Alhamdulillah, tidak terlalu banyak yang ditanyakan, yang ada senyum-senyum senang. Alhamdulillah...setelah diperiksa, kami pun diberi "hadiah". Hadiahnya adalah sebuah Al Qur'an, yang karena saya WNI, saya diberi Al Qur'an terjemahan Indonesia.
Sekitar pukul 23.30 kami pun memasuki pesawat. Seperti biasa, potongan tiket yang kecil yg tersisa saya bawa dan saya lihat nomor seat-nya. Di tengah-tengah sibuk mencari kursi, salah seorang penumpang berkata, "Je mag zitten waar je wil". Lhaa? bener nih? Setelah saya konfirm memang bener, kami bebas memilih kursi. Oolala... terus apa dunk fungsi nomor seat di tiket ini? I don't know! 'Ala kulli hal, alhamdulillah kami mendapat kursi dengan 2 seat di sisi kanan, sehingga saya bisa duduk bersebelahan dengan suami tercinta.
Bismillahi tawakkaltu 'alalloh...Pesawat pun mulai terbang meninggalkan Madinah menuju Istanbul, lewat tengah malam. Perlahan tapi pasti...sayap-sayap si burung besi terus mengepak di udara, membawa kami menjauh dari kota yang "bercahaya" ini.
11 Nov 2012
Istanbul-Brussel
Sekitar pukul setengah empat pagi kami sampai di Istanbul. Dari sini jama'ah haji MG dari Belgia terbagi-bagi, ada yang stay di Istanbul dan ada yang lanjut ke Brussels (jadwal keberangkatan ke Brussel pun dibagi 2, ada yang jam 8 pagi dan ada yang jam 11-an). Saya masuk rombongan yang baru akan berangkat (lagi) jam 11-an siang. Jadilah kami beristirahat seadanya di tempat makan dan di mushola, akrena memang tidak disediakan lounge/tempat tunggu khusus untuk kami. Alhamdulillah, untuk mengganjal perut kami, MG menyediakan sandwich dan minuman. kalau kurang? silakan beli sendiri...hehe. Kebetulan kami menunggunya di area food court. Meski mata uang yang digunakan adalah Lira, mereka juga menerima transaksi dalam Euro. Alhamdulillah...perbekalan kami masih cukup, apel, muesli bar, dan kurma bisa mengganjal perut di sisi yang lain :-).
Perjalanan udara dari istanbul ke Brussels memakan waktu kurang lebih 3 jam. Alhamdulillah perjalanan lancar. Kami sampai di bandara Zaventem sekitar pukul tiga sore. Sembari menunggu bagasi yang (agak) terlambat keluar, kami sholat di dekat area pengambilan barang. Sampai sekitar hampir jam 4, ada 1 barang kami yang belum "muncul", yakni sebotol air zam-zam (isi 10 lt). Akhirnya suami memutuskan untuk melaporkan ke kantor maskapai yang ada di bandara. Janjinya, mereka akan kasih tahu jika barang kita ditemukan.
Begitu melewati pintu keluar, saya pun masih belum tahu, ada yang njemput kita nggak ya? jangan-jangan, rombongan keluarga pak Gerrit -orang Indo yang lain yg juga jama'ah haji MG- yang sudah keluar duluan, sudah pada pulang. Ya udah...kami pun bersiap kalau harus pulang naik kereta. Begitu kami melewati pintu, memandang ke arah para penjemput... tiba-tiba muncul Wulan, putri pak gerrit. Dia bilang kalau yang lainnya menunggu di pintu yang lain. Jadilah kami tertawa gembira dan haru...ternyata ada yang menjemput kita, meski sejujurnya...kami juga merindukan pelukan ummi, mas, mbak, bapak, ibu, dan kluarga kami di Indonesia. Ya, kami punya keluarga baru di sini. Alhamdulillah wa syukurilah...
Brussel-Leuven
Dari bandara apakah kami langsung diantar ke rumah?? ternyata tidak. Kami dijamu, bak tamu agung, di kediaman Wulan. Kami pun OK-OK aja, apalagi Pak Baktiar pun menjanjikan akan mengantarkan kami sampai rumah. Di kediaman Wulan, jamuan luar biasa terhidang...mie bakso dan siomay. Dua jenis penganan yang kami rindukan...hehe Belum lagi kami ngobrol dalam suasana yang "hangat" sekali. Seusai menikmati semua suguhan tuan rumah yang baik hati, kami pun berpamitan.
Saya dan suami (termasuk 5 koper kami...hehe) "diangkut" dengan mobil Pak Baktiar...langsung ke istana kami. tetangga seberang kami pun, yang kami titipi kunci rumah pun ikut berkunjung. Kami ngobrol sebentar sambil ditemani cemilan khas pasca haji, kurma dan air zam-zam.
Tak terasa, empat pekan berlalu begitu cepat, bagai mimpi panjang yang indaaaaah sekali. Kini saatnya kembali merajut mimpi-mimpi lain yang belum usai. Semoga suatu saat nanti kami berkesempatan diundang kembali ke Tanah Suci..aamiin
10 Nov 2012
Madinah-Istanbul
Kami keluar dari hotel sesaat sebelum waktu Isya, sambil membawa seluruh barang dan diletakkan di bus yang akan membawa kami ke bandara. Pimpinan rombongan kami pun berpesan agar segera setelah usai sholat, berdo'a sebentar lalu berkumpul di bus.
Usai sholat dan berdo'a, kami "setengah berlari" menuju bus. Alhamdulillah bus masih ada. Saat kami sudah duduk manis di dalam bus, petugas membagikan tiket pesawat. Oh ya, kami ini nantinya tidak perlu antri check in untuk bagasi, dsb, karena tas-tas koper kami sudah dikalungi label-label saat masih di hotel. Jadi tas-tas kami (dan juga air zam-zam) akan langsung ditaruh di pesawat, tanpa ditimbang (waah...ini kami baru tahu! Pantesan, orang-orang bawa oleh-oleh buanyaak. Kadang kopernya yang ukuran besar itu pun tak mampu "berdiri" lagi).
Sesampainya di bandara di Madinah (saya lupa namanya), kami antri untuk diperiksa dokumen dan tas kabin yang kita bawa. Ternyata...pemeriksaannya tidak seketat sebelum-sebelumnya. Botol yang berisi air minum pun "lolos" dari pemeriksaan...hehe Saat diperiksa dokumen pun, wah...ternyata mereka cinta sekali dengan Indonesia. Alhamdulillah, tidak terlalu banyak yang ditanyakan, yang ada senyum-senyum senang. Alhamdulillah...setelah diperiksa, kami pun diberi "hadiah". Hadiahnya adalah sebuah Al Qur'an, yang karena saya WNI, saya diberi Al Qur'an terjemahan Indonesia.
Sekitar pukul 23.30 kami pun memasuki pesawat. Seperti biasa, potongan tiket yang kecil yg tersisa saya bawa dan saya lihat nomor seat-nya. Di tengah-tengah sibuk mencari kursi, salah seorang penumpang berkata, "Je mag zitten waar je wil". Lhaa? bener nih? Setelah saya konfirm memang bener, kami bebas memilih kursi. Oolala... terus apa dunk fungsi nomor seat di tiket ini? I don't know! 'Ala kulli hal, alhamdulillah kami mendapat kursi dengan 2 seat di sisi kanan, sehingga saya bisa duduk bersebelahan dengan suami tercinta.
Bismillahi tawakkaltu 'alalloh...Pesawat pun mulai terbang meninggalkan Madinah menuju Istanbul, lewat tengah malam. Perlahan tapi pasti...sayap-sayap si burung besi terus mengepak di udara, membawa kami menjauh dari kota yang "bercahaya" ini.
Kini, aku pun mengerti, mengapa setiap orang yang baru pulang umrah atau haji
selalu mengatakan : "Ingin kembali lagi!".
kenikmatan jamuan-Nya....memang tiada duanya.
kenikmatan jamuan-Nya....memang tiada duanya.
I miss Mekah and Madinah already...:'(
11 Nov 2012
Istanbul-Brussel
Sekitar pukul setengah empat pagi kami sampai di Istanbul. Dari sini jama'ah haji MG dari Belgia terbagi-bagi, ada yang stay di Istanbul dan ada yang lanjut ke Brussels (jadwal keberangkatan ke Brussel pun dibagi 2, ada yang jam 8 pagi dan ada yang jam 11-an). Saya masuk rombongan yang baru akan berangkat (lagi) jam 11-an siang. Jadilah kami beristirahat seadanya di tempat makan dan di mushola, akrena memang tidak disediakan lounge/tempat tunggu khusus untuk kami. Alhamdulillah, untuk mengganjal perut kami, MG menyediakan sandwich dan minuman. kalau kurang? silakan beli sendiri...hehe. Kebetulan kami menunggunya di area food court. Meski mata uang yang digunakan adalah Lira, mereka juga menerima transaksi dalam Euro. Alhamdulillah...perbekalan kami masih cukup, apel, muesli bar, dan kurma bisa mengganjal perut di sisi yang lain :-).
Perjalanan udara dari istanbul ke Brussels memakan waktu kurang lebih 3 jam. Alhamdulillah perjalanan lancar. Kami sampai di bandara Zaventem sekitar pukul tiga sore. Sembari menunggu bagasi yang (agak) terlambat keluar, kami sholat di dekat area pengambilan barang. Sampai sekitar hampir jam 4, ada 1 barang kami yang belum "muncul", yakni sebotol air zam-zam (isi 10 lt). Akhirnya suami memutuskan untuk melaporkan ke kantor maskapai yang ada di bandara. Janjinya, mereka akan kasih tahu jika barang kita ditemukan.
Begitu melewati pintu keluar, saya pun masih belum tahu, ada yang njemput kita nggak ya? jangan-jangan, rombongan keluarga pak Gerrit -orang Indo yang lain yg juga jama'ah haji MG- yang sudah keluar duluan, sudah pada pulang. Ya udah...kami pun bersiap kalau harus pulang naik kereta. Begitu kami melewati pintu, memandang ke arah para penjemput... tiba-tiba muncul Wulan, putri pak gerrit. Dia bilang kalau yang lainnya menunggu di pintu yang lain. Jadilah kami tertawa gembira dan haru...ternyata ada yang menjemput kita, meski sejujurnya...kami juga merindukan pelukan ummi, mas, mbak, bapak, ibu, dan kluarga kami di Indonesia. Ya, kami punya keluarga baru di sini. Alhamdulillah wa syukurilah...
Brussel-Leuven
Dari bandara apakah kami langsung diantar ke rumah?? ternyata tidak. Kami dijamu, bak tamu agung, di kediaman Wulan. Kami pun OK-OK aja, apalagi Pak Baktiar pun menjanjikan akan mengantarkan kami sampai rumah. Di kediaman Wulan, jamuan luar biasa terhidang...mie bakso dan siomay. Dua jenis penganan yang kami rindukan...hehe Belum lagi kami ngobrol dalam suasana yang "hangat" sekali. Seusai menikmati semua suguhan tuan rumah yang baik hati, kami pun berpamitan.
Saya dan suami (termasuk 5 koper kami...hehe) "diangkut" dengan mobil Pak Baktiar...langsung ke istana kami. tetangga seberang kami pun, yang kami titipi kunci rumah pun ikut berkunjung. Kami ngobrol sebentar sambil ditemani cemilan khas pasca haji, kurma dan air zam-zam.
Alhamdulillah, tuntas sudah ibadah haji kami,
dan kami juga sudah kembali di "tanah air" dengan selamat.
Allohummaj 'alhu hajjan mabruro wa sa'yan masykuro...
Satu hal yang hikmah yang saya rasakan (lagi) adalah betapa indahnya ukhuwah Islamiyah,
tak terbatas di mana pun berada, pun tak sebatas hubungan darah atau suku bangsa.
Saya merasakan betapa Allah Yang Maha Pengasih sangaaaat mengasihi kami dengan memberikan saudara dan teman di perantauan yang baik hati.
Bayangkan, mulai dari persiapan sampai tuntas ibadah haji ini, mereka dengan ringan tangan memberi bantuan dan berbagi "kehangatan" pada kami.
Sampai-sampai beberapa ibu menyiapkan masakan untuk kami sepulang haji karena khawatir kami ga punya bahan makanan/belum sempat belanja karena capek, yang ternyata "bertahan" hingga 4 hari kemudian. Otomatis...saya jadinya ga perlu masak-masak dunk...hehe
Jazakumullohu khoir katsir ...
semoga Allah semakin mengeratkan ukhuwah ini dan semoga Allah membalas kebaikan yang diberikan dengan balasan yang berlipat ganda.
Aamiin yaa robbal 'aalamiin...
No comments:
Post a Comment