berfoto dari atas bukit para pemanah dan membelakangi makam para syuhada uhud dan
bukit Uhud (tempat Rasulullah dan sebagian pasukan yang lain bersiaga)
Dalam siroh, kita pasti pernah membaca kisah sebuah perang yang terjadi di tahun ke-3 Hijriyah, yakni perang Uhud. Peperangan yang mengakibatkan banyak syuhada di kalangan muslimin, bahkan mengalami kekalahan.
Inilah bukit dimana pasukan pemanah bersiaga menghadang pasukan kafir Quraisy yang datang dari Mekah.
Diriwayatkan, ketika akhirnya musuh dapat membobol pertahanan kaum muslimin, yakni pasukan pemanah, akhirnya berkobarlah pertempuran sengit. Musuh pun mencari dan mengejar Rasulullah. Kemudian Rasulullah dan beberapa pasukan yang selamat bersembunyi (gua tersebut ditunjukkan dengan lingkaran berwarna merah muda pada foto).
Peperangan ini membawa banyak korban di kalangan kaum muslimin. Tercatat ada 70 syuhada, termasuk salah satu pembela Islam di garda depan yang sekaligus paman Rasulullah SAW,
yakni Hamzah bin Abdul Mutholib ra. Di tempat inilah sebagian besar syuhada Uhud dimakamkan.
Bersyukur kami berkesempatan untuk melihat lokasi dimana Rasulullah beserta kaum muslimin berperang melawan kafir Quraisy. Tak sekedar melihat, tetapi juga mencoba merasakan situasinya pada waktu itu (sambil membayangkan gambaran dari siroh yang pernah saya baca), hati pun ikut berdebar dan hanyut dalam suasana syahdu. Amin hodja pun turut memberikan penjelasan tentang perang Uhud dan hikmahnya.
Adapun hikmah yang sempat saya ingat dari uraian beliau adalah:
1. Kita diingatkan kembali tentang kewajiban taat kepada pimpinan, selama perintahnya tidak bertentangan dengan syariat. Dalam peristiwa Uhud, digambarkan betapa kekacauan yang timbul di saat pasukan pemanah tidak mematuhi perintah rasulullah agar mereka tetap berada di bukit (bukit pemanah).
2. Jangan sampai kita tergoda pada "dunia". Jagalah harta abadi yang akan kita bawa hingga di akhirat, yakni agama dan keluarga (termasuk anak). jangan sampai kita menyesal di belakang hari karena kurang "bekal" dan juga tidak mampu mendidik keluarga untuk mengenal Rabb-nya. Perhatikan betul pendidikan anak kita. Jika kita sudah mampu memahami Islam dengan baik, bagaimana dengan anak-anak kita? mengingat tantangan yang dihadapi anak-anak kita semakin beragam. Dalam peristiwa Uhud, digambarkan bagaimana akibat yang dialami oleh pasukan muslim saat sebagian pasukannya "tergoda" pada harta benda.
3. Hendaknya kita menghargai pendapat orang lain. Diriwayatkan, saat akan memutuskan berangkat perang ke Uhud atau tidak, Rasulullah bertanya pada kaum muslimin, dari kalangan muda maupun kalangan tua. Pada akhirnya Rasulullah menyetujui pendapat kaum muda, yakni berangkat perang. Dalm hal ini, Rasulullah menekankan pada logika, sekalipun Beliau SAW mengatahui mana yang terbaik atas izin Allah.
4. Ada 3 sahabat yang kerap diceritakan berkaitan dengan peristiwa Uhud yang juga bisa kita teladani, yaitu:
a. Hamzah ra : Beliau adalah paman rasulullah SAW yang akhirnya syahid setelah berjihad dan menjadi pembela Rasul di garda depan. Kematian beliau mengakibatkan duka yang cukup mendalam bagi kaum muslimin, khususnya rasulullah SAW.
b. Mus'ab bin Umair ra : Beliau adalah duta besar pertama yang diutus oleh Rasulullah berdakwah di Madinah. Diriwayatkan beliau berjuang mati-matian dalam perang ini. Bahkan beliau juga memakai jubah rasulullah (tanpa sepengetahuan Rasulullah) sambil membawa bendera panji Islam. Sampai kemudian orang akfir memburunya, menebas kedua tangan dan kakinya. Allah pun menurunkan malaikat yang diserupakan dengan Mus'ab dan dialah yang kemudian memberitahukan bahwa Mus'ab sudah syahid.
c. Nusaibah binti Ka'ab ra atau Ummu Imarah : Beliau adalah salah seorang wanita yang telah turut serta bergabung
dengan 70 orang lelaki Ansar yang ingin berbai’at kepada Rasulullah
S.A.W. Dalam bai’at Aqabah yang kedua itu, dia bersama dengan suaminya
Zaid Bin Ahsim dan dua orang puteranya Hubaib (yang telah dibunuh oleh
Musailamah setelah itu) dan Abdullah (perawi hadith wuduk) telah membuat
janji setia kepada Rasulullah S.A.W.Beliau ini juga dikenal sebagai muslimah yang tangguh dan pemberani. Dia turut serta dalam Perang
Uhud, Perjanjian Hudaibiyah, Umrah Qadha’, Perang Hunain, dan Perang Yamamah. Diriwayatkan, dalam perang uhud ini pada awalnya beliau ingin ikut sebagai pasukan. tetapi kemudian Rasulullah memerintahkannya menjadi tenaga medis, merawat pasukan yang terluka, rasulullah pun membesarkan hatinya bahwa ia akan mendapat pahala jihad juga. Singkat cerita, ketika peperangan berkecamuk dan semakin memanas, pasukan musuh semakin beringas dalam memburu Rasulullah. Hingga akhirnya Rasulullah pun sampai terluka. Melihat sosok yang beliau cintai terluka, Nusaibah pun akhirnya ikut maju menjadi pelindung Rasulullah, berbekal dengan senjata pisau yang dimilikinya. Melihat keberanian Nusaibah, Rasulullah tersenyum dan mendo'akannya. Bahkan sekalipun ketika dia terluka dan salah seorang anaknya datang disuruh rasulullah untuk merawat lukanya, dia sudah tidak peduli lagi. Dia hanya mementingkan keselamatan Rasulullah SAW. Nusaibah pulang
dari perang Uhud dengan 12 tusukan di tubuhnya, dan 1 luka yang sangat
parah di bahunya. Atas keberaniannya yang luar biasa itu, Rasulullah berkata kepadanya, “Semoga Allah memberkahi kamu sekeluarga.” Lalu
Nusaibah meminta kepada Rasulullah mendoakannya agar dapat bersama-sama masuk surga
dengan anggota-anggota keluarga yang syahid pada waktu itu. “Ya Allah,
jadikanlah mereka ini sebagai teman-temanku di surga kelak,” demikianlah do'a Rasulullah untuk Nusaibah dan keluarganya. Subhanallah... sedemikian besar pengorbanan yang dilakukan oleh Nusaibah, yang ingin menjadi "tetangga" Rasulullah di surga. Bagaimana dengan kita?? Kita yang memimpikan bisa masuk surga, bisa bertemu dengan Rasulullah atau diakui menjadi salah satu umatnya. Sudahkah kita melakukan sesuatu yang luar biasa dalam menunjukkan kecintaan kita pada Rasulullah? Astaghfirullahal adziim... maluuu pada Nusaibah :'( Yuuk...kita mulai mengenal pribadi beliau SAW dan menghidupkan sunnah-sunnahnya.
Wallohu a'lam bish showab
No comments:
Post a Comment