Saturday, March 23, 2013

Masjid Al Fath (area Khandaq)

berfoto di depan masjid Al Fath

Kami juga diajak berziarah ke sebuah area bersejarah, yang dulunya di sinilah terjadi perang Khandaq. Dalam siroh disebutkan bahwa Perang Khandaq, atau disebut Perang Ahzab atau Perang parit, adalah salah satu peperangan besar di zaman Nabi saw antara kaum muslimin melawan kaum musyrikin pada tahun 5 H. Ketika itu, kaum muslimin hanya berjumlah 3000 orang, dan harus melawan pasukan kaum musyrikin yang berjumlah 10.000 orang. Kaum muslimin mengambil strategi bertahan di dalam kota Madinah, dengan membangun parit atas usulan Salman Al-Farisi ra di batas utara kota. Adapun sisi lain dari Madinah (selain bagian utara), telah dilindungi oleh gunung-gunung (hal ini bisa kami lihat dengan jelas saat melihat maket kota Madinah di Museum). Adapun kaum musyrikin merupakan pasukan gabungan antara kabilah Quraisy dan kabilah-kabilah musyrikin lainnya di jazirah Arab.

Ketuka disepakati strategi perang kali ini, maka dimulailah pekerjaan menggali parit. Umat Islam bersama Rasulullah saw mulai bekerja membuat parit secara bergotong royong dan saling membantu. Rasulullah saw begitu giat bekerja sehingga umat Islampun semangat melakukannya.

Namun saat itu, kaum munafiqin melakukan upaya untuk memperlambat pekerjaan, mereka kadang lamban bekerja, pergi lalu lalang kesana kemari tanpa tujuan yang jelas dan bahkan mereka sengaja pergi ke keluarga mereka tanpa sepengetahuan Rasulullah SAW. Selain itu, ada sebagian umat Islam yang jika terdesak untuk pulang maka dia memberikan wakil dari pekerjaannya dan meminta ijin kepada Rasulullah SAW agar dapat memenuhi hajatnya, dan jika selesai menunaikan hajatnya, mereka kembali lagi pada pekerjaan semula, karena berharap kebaikan di dalamnya dan keridhaan Allah. Dari peristiwa tersebut turunlah Firman Allah SWT, “Sesungguhnya yang sebenar-benar orang mukmin ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan apabila mereka berada bersama-sama Rasulullah dalam sesuatu urusan yang memerlukan pertemuan, mereka tidak meninggalkan (Rasulullah) sebelum meminta izin kepadanya. Sesungguhnya orang-orang yang meminta izin kepadamu (Muhammad) mereka Itulah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, Maka apabila mereka meminta izin kepadamu karena sesuatu keperluan, berilah izin kepada siapa yang kamu kehendaki di antara mereka, dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS An-Nuur:62)

Merekapun mulai bekerja siang malam menggali parit itu. Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ikut serta mencangkul, mengangkat pasir dan seterusnya. Demikian diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dalam Shahihnya dari Al-Barra` ra: “Saya melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada peristiwa Khandaq sedang mengangkut tanah sampai tanah itu menutupi bulu dada beliau. Dan beliau adalah laki-laki yang lebat bulu dadanya. Ketika itu beliau melantunkan syair Abdullah bin Rawahah sambil menyaringkan suaranya: “Ya Allah kalau bukan karena Engkau niscaya kami tidak mendapat petunjuk Tidak bersedekah dan tidak pula shalat. Maka turunkanlah ketenangan atas kami. Dan kokohkan kaki kami ketika bertemu (musuh). Sesungguhnya musuh-musuh telah mendzalimi kami. Bila mereka menginginkan fitnah, tentu kami menolaknya

Begitulah hingga akhirnya, disebutkan dalam salah satu sumber setelah 9-10 hari, mereka mampu menyelesaiakan parit sepanjang 5,5 km, lebarnya 4,62 m, dan kedalamannya 3,23 m. Setelah peperangan berkecamuk hampir sebulan penuh, Allah menurunkan bantuannya dalam bentuk angin topan yang memporak-porandakan kemah musuh.

Di area ini, kini (sayangnya) sudah tidak ada lagi bekas "parit" bersejarah itu. Parit bersejarah itu sudah ditimbun dan kini jadi jalan raya. Yang tersisa adalah enam masjid, tapi lebih terkenal dengan Tujuh Masjid, yang tadinya tenda-tenda pertahanan (saat perang Khandaq) yang kemudian diberi nama sesuai dengan pimpinan di tenda-tenda tersebut, plus satu masjid yang disebut masjid Al Fath (Kemenangan) atau Masjid Jami' Khandaq, Ketujuh Masjid tersebut beradaa di sisi barat Gunung Sila', yakni Masjid Al Fath, Masjid Salman Al Farisi, Masjid Abu Bakar, Masjid Umar bin Khattab, Masjid Ali bin Abi Thalib, Masjid Utsman bin Affan dan Masjid Fatimah.

plang yang menjelaskan situs Perang Khandaq / Perang parit (7 masjid)

Masjid Salman Al Farisi

Dari peristiwa khandaq ini, banyak hikmah yang kita pelajari, di antaranya :
1. Bagaimana Islam sangat menghargai sebuah ide/pengetahuan, selama tidak bertentangan dengan syariat --> Dicontohkan ketika Rasulullah menerima pendapat Salman Al Farisi yang mengusulkan strategi pertahanan dengan parit.
2. Bagaimana Islam mengajarkan kerja sama dan pola kepemimpinan yang benar  --> Dicontohkan ketika rasulullah bersama kaum muslimin bekerja sama untuk membuat parit, sekalipun posisi Rasulullah pada waktu itu adalah Pemimpin tertinggi kaum muslimin. Beliau SAW tidak hanya sekedar memerintah, tetapi juga ikut serta/terjun langsung.
3. .... (in syaa Allah masih banyak hikmah yang lain yang bisa diambil)

Wallohu a'lam bish showab

No comments:

Post a Comment