Tuesday, March 12, 2013

Museum Madinah

Ketika sampai di Madinah, kami mendapat jadwal kegiatan selama di Madinah. Ada kegiatan yang menarik... mengunjungi Museum Madinah. Terbayang di benak saya, seperti apakah Museumnya? Apakah seperti museum ala Indo (yang dulu, tampak kurang menarik) ataukah seperti di Eropa (yang cenderung mengemas hal-hal sederhana dengan "wah")? Dan mengapa juga pelaksanaannya terpisah untuk bapak-bapak dan ibu-ibu-nya? Bukan karena apa sih, lebih karena "penerjemah" NL kami adalah bapak-bapak..hehe. Berarti harus cari penerjemah yang lain :-) Hmm.. tebak-tebak buah manggis deeeh... :-)

Pada hari ketiga di Madinah, kami diajak mengunjungi Museum Madinah.Bersama dengan teman-teman muslimah yang lain, kami berjalan kaki dari Masjid Nabawi. Dari pintu gerbang no  37C lurus saja, menyeberang, lalu belok kiri dan belok kanan (semoga ga bingung yaa..). Lalu sampailah kami di sebuah gedung yang bentuknya cukup cantik.

ini nih bentuk gedung-nya, yang saya bilang cantik :-)

Pemimpin rombongan kami mengajak masuk ke gedung ini. Hmm...apakah ini gedung Museumnya? Tapi koq ga ada tulisan Museum-nya ya? yang saya ingat, salah satu plang alias papan nama (di foto tampak plang yang berwarna hijau) yang ada di sana bertuliskan "Saudi Arabian Airlines". Setelah masuk, dugaan saya salah, gedung ini adalah mall. Beraneka toko-toko di dalamnya. What?!#@ Bukannya kita mau ke Museum ya? Oke, kita ikuti saja.

Kemudian kita naik lift menuju lantai 2. Setelah itu berjalan ke arah kiri. Melewati 1-2 toko, sebuah tempat sholat (salah satu kios yang dikosongkan dan digelar karpet-karpet), saya melihat di sisi temboknya ada kertas putih bertuliskan "MUZEYE" (muzeye = museum dalam bahasa Turki).


Setelah itu, mengikuti arah panah saja, sampai menemukan Gapura yang ber-desain ala "benteng pertahanan" dan bertuliskan "Taiba Civilization".


Museum-nya akan kita temui tak jauh dari situ, di sebelah kanan deretan kios-kios yang ada. Ciri khasnya adalah di dinding bagian luarnya terdapat poster-poster tentang sejarah Islam. Temboknya penuuuuh..dengan berbagai poster, seperti tentang Perjalanan hijrahnya rasulullah ke Madinah, Perang Badar, Sejarah kota Madinah, dan lain sebagainya.


Nah begitu masuk, kita langsung melihat aneka souvenir, hiasan dinding, buku (dalam beberapa bahasa, termasuk Turki, Inggris, dan Indonesia), Al Qur'an, CD, dan pernak-pernik lainnya yang dijual. Jadi, bagian depan ini adalah toko yang menjual pernak-pernik khas Madinah (juga Mekah). Saya pun membeli sebuah buku tentang masjid-masjid bersejarah di Mekah dan Madinah (Historical Mosques in Makkah and medinah, The Past and Present) dan sebuah VCD tentang Mekah dan Madinah (yang saya jadikan oleh-oleh untuk keluarga di Indonesia, karena itu saya pilih VCD yang berbahasa Indonesia).

Setelah melewati toko, barulah kita masuk ke sebuah ruangan, tidak besar sih..mungkin tidak lebih dari 5 x 7 m. Ruangan inilah yang berfungsi sebagai "museum". Tadinya, saya berfikir bahwa Museum yang akan kami kunjungi adalah museum yang dikelola oleh Pemerintah Saudi Arabia. ternyata tidak, (mini) museum ini dibuat berdasarkan riset yang dilakukan oleh sebuah lembaga, yaitu Taiba foundation. Lembaga ini konon katanya berpusat di Turki, dan memang dikelola oleh orang Turki.

'Ala kulli hal, museum yang tidak besar ini menyimpan banyak hal yang berharga, yaitu SEJARAH ISLAM (khususnya tentang Madinah sebelum Islam datang dan sesudah Islam datang). Saya bersyukur berkesempatan untuk singgah ke sini. Di sini kami dijelaskan tentang kondisi Madinah dahulu dan sekarang (penjelasannya juga melalui maket-maket yang ada, poster, foto-foto, dan data-data hasil riset). Subhanalloh... serasa dibawa terbang ke masa saat Rasulullah masih hidup, kemudian dibawa ke masa kekhalifahan turki Utsmani, dan masa kini.

maket rumah Aisyah ra (dengan skala 1:6)

Satu hal yang membuat saya cukup terkesan adalah saat ditunjukkan maket masjid nabawi, juga rumah istri-istri Rasulullah SAW, termasuk Aisyah ra. Saat melihat maket tempat tinggal Aisyah ra yang juga ditinggali oleh Rasulullah, saya merasakan dengan aura kesederhanaan dan kezuhudan kehidupan Rasulullah, sang Pemimpin umat Islam pada waktu itu. Semoga kita semua bisa meneladaninya...


Wallohu a'lam bish showab



No comments:

Post a Comment